Dia, yang selama ini ku impikan telah pergi, tidak untuk selamanya. Hanya untuk sepanjang hidupku

Kedua bola mataku terpaku pada sebuah benda kecil di telapak tangan kiriku. Sebuah boneka kecil berbentuk malaikat kecil dengan rambut biru seperti langit, mata kecil seperti kismis, dan senyum yang terasa seperti ingin berkata "dimana kekasihku?"





Aku hanya bisa diam, bisa membayangkan kenapa semua hal itu bisa terjadi. Kenapa ia bisa melakukan hal itu?

Kemarin tepatnya pada hari jumat 10Febuari, 4 hari sebelum hari kasih sayang. Aku bertemu dengan nya, dengan mata yang berkata "aku sudah lelah". Aku memandangnya.

Lalu ia mulai berkata "Gabe.."

"......" Aku hanya tersenyum,
mempersilahkannya berkata

"Aku..." Ia menggigit bibirnya

"Aku sudah lelah dengan semua ini" lanjutnya

"Aku tidak bisa bertahan lagi" ia memejamkan matanya, tangannya terlihat mengepal dengan keras

"Aku rasa kita cukup sampai disini" satu tetes air mata gugur dari mata kirinya.

Aku tidak tau dan aku tidak pernah tahu mengapa hal itu terjadi. Tetapi ia melakukannya.

********************************
Aku berjalan pulang, aku sampai pada sebuah rumah yang tidak jauh dari rumahku. Tidak besar, tapi rumah yang terlihat nyaman dan terawat. Lalu seberkas kenangan terputar seperti film singkat

"Ayaang! Ayaang main yuk!" Katanya sambil mengguncangkan tubuhku

"Eeeh ntar dulu! Abis kerjain tugas yaah!" Aku melanjutkan pekerjaanku, tanpa memandangnya

"Oke oke! Janji yaa!" Ia membalas dengan senangnya

Satu jam berlalu tanpa berkata apa apa. Kami hanya duduk bersebelahan, tapi kedua bibir kami tetap mengunci. Aku sibuk dengan tugasku, dan ia hanya memandangku tanpa berbuat apa apa dengan senyum lebarnya ia tetap setia menungguku.

"SELESAI!"

"Asik! Ayang selesai juga hehehe" katanya

"Iya, aduh capeknya"

"Eh eh eh..." Ia menyentuh bahu kanan ku dengan jemarinya

"Ya? Kenapa?"

"Inget janjinya kan!?"

"Aaah, aku capek bgt nih. Masih diajak main juga"

"Ih, ayang jahat!" Katanya sambil menekuk wajahnya

"Hahaha becanda sayang! Ayo mau main apa!? Tapi sampai setengah 6 aja yah!"

"Jam 6!" Ia kembali ceria

"Eh engga! Nawar lagi.."

"Otak cina dikit dong!"

"Ih... Hahahaha"

********************************
Aku sampai dirumah dengan hati yang hampa. Aku merasa ada yang hilang. Mungkin tidak seperti biasanya, perjalananku ke rumah tidak ditemani seseorang. Seseorang yang baru saja pergi dari hidupku.

Sabtu, 11 Febuari
Hari ini terasa berbeda. Aku merasa seperti domba, tanpa bulu; ada yang hilang. Perasaanku seperti pinguin, tidak bisa terbang; ada yang aneh. Aku memejamkan mataku, aku lelah dengan kehidupanku.....

"Kamu bisa gabe! Pasti bisa, setiap rintangan pasti bisa kamu lalui. Kalau enggak bisa, ayo kita laluin bersama" sebuah suara seolah berbisik di kepalaku

"Della!" Kataku memanggil kekasihku

"Ayaaang! Kenapa kok mukanya begitu?" Ia memegang pipiku dengan kedua tangannya

"Aku capek banget nih, proposal ditolak lagi, mana tugas banyak bgt" balasku sambil melepaskan tangan nya dari pipiku

"seems like noone can do this, including me" lanjutku

Ia tersenyum "Kamu bisa gabe! Pasti bisa, setiap rintangan pasti bisa kamu lalui. Kalau enggak bisa, ayo kita laluin bersama" ia menggenggam tanganku

Aku merasa, dengan kata-kata itu seperti ada sebuah energi yang mengalir. Ada sesuatu yang baru masuk ke dalam tubuhku...

"Muka ikan!" Ia menekan keras pipiku

"Oooo jongon..." Kataku dengan sulit

"Hihihihihihi" ia hanya tertawa, dengan manis
"Ih kamumah jahat...."

"........" Ia hanya diam, memandangku penuh kelembutan

"Aku dimain mainin kaya boneka"

Tiba tiba, wajahnya mendekat.
Bibir nya menyentuh pipi kananku

"Ini buat kamu karena masih mau berusaha" katanya

"......" Aku hanya tersenyum, aku memeluknya "Makasih ya..."

Wajahnya yang lembut. Semangatnya yang selalu panas seperti api. Kasihnya, perhatiannya padaku.. Menambah lagi, satu alasan buatku untuk selalu menyimpan kenangan akan ia padaku.

*********************************
Aku mengingat banyak sekali hal mengenai ia, ia yang telah pergi itu. Mulai dari 5 bulan lalu, saat kami masih belum meresmikan hubungan kami. Saat aku mencuri kesempatan untuk menciumnya sewaktu kami melaksanakan tugas sekolah di luar kota. Saat ia mencuri ciuman pertamaku....

Waktu itu....

"HOREEE LIBUR! KETEMU INDIRA" katanya dengan girang

"........" Aku hanya diam, aku memainkan telunjuk ku

"Lah kenapa? Bukannya kamu seneng bisa main sama tidur sampe puas" ia melirikku, dengan niat menyindir

"......." Aku masih diam

"Eeh becanda, u.u. Cini cini peluk" ia memelukku

"Ih, KALO LIBUR KAMU KE LUAR KOTA! TERUS PASTI KAMU GA BERHUBUNGAN SAMA AKU LANGSUNG" kataku mempererat pelukan

Ketika aku mulai melonggarkan pelukanku. Ia mengalungkan lengannya pada leher ku.

"Muaaah!" Ia mencium pipiku

"Eh apaan tuh?! Main cium aja" kataku sewot

"Itu dp"

"Dp...? Kok kaya beli motor aja, dp terus kredit, terus gabisa bayar, gitu?"

"Ia ini dpnya buat bayar kepergianku, jadi nanti aku bakal cium pipi kamu sebanyak hari dimana aku pergi"

"......" Aku tersenyum

"Eh eh! Kamu nangis ya! Itu apa air mata hahahaha" katanya

"Eh enggak! Hoam... Hoam..." aku berdalih "ngantuk tau.."

"Ah masa! Hahaha. Belom pernah lho ada cowo yang nangis buatku " katanya meledek

"....."

Ia kembali memelukku, "Aku pasti merindukanmu..." Katanya

"Aku juga... Aku juga..."

*********************************
Aku gak cuma mengingat semua kenangan manis. Aku ingat setiap kenangan pahit yang kita lalui. Aku juga mengingat setiap detik saat kami bertengkar

"Kamu gapernah mengerti aku!" ia menutup wajahnya dengan kedua tngannya

"Kamu yang gapernah ngertiin aku! Ini bukan waktu nya main main!" Balasku

"Kamu kenapa sih kasar banget?! Aku tau ini pelajaran! Tapi kenapa kasar begitu!?"

"........" Aku hanya diam

"Kamu jahat......"

Aku hanya bisa memeluknya, aku mempererat pelukanku seiringan dengan semakin kerasnya tangisannya

"Aku sayang kamu..." Bisikku sambil mengelus lembut punggungnya

Kamu tau, aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Tepatnya, aku tidak akan pernah mau sedetikpun melupakannya. Aku yakin suatu saat, bila bertemu lagi dengannya. Aku akaan berkata "dia seorang yang pernah menjadi hal terindah buatku"

*********************************
Aku baru sadar, aku sering sekali jahat padanya. Aku jarang memperhatikannya. Aku selalu mementingkan diriku. Aku selalu sibuk, jadi aku sering melupakannya. Tp dia ada untukku

"Aku sayang kamu, gabe" ia memelukku

"Aku lebih! Lebih yeee!"

"Eh gaada! Aku lebih sayang pokoknya!"

"Hehehehe, ngomong2 kenapa kamu bisa sayang sama aku"

"Gaada alasan yang jelas.." Ia memegang bahuku

"Yang pasti... Aku sayang kamu" lanjutnya

                                               

Ia memang gadis yang kasar, sering menggunakan kekerasan. Sering kurang ajar pada orang lain, sering menjadi orang yang bermuka dua pada orang lain juga seorang dengan emosi dan ego yang tinggi. Tapi dibalik itu, ia setia padaku. Ia selalu perhatian padaku. Ia tulus, ia murni di depanku.

Suatu saat nanti, jika aku harus mencari seorang yang lebih cinta padaku daripadanya. Mungkin aku akan sangat kesulitan. Aku membayangkan hal itu seperti mencari jerami di tumpukan jarum tajam.

Entah apa yang kulakukan. Aku mencintainya. Sangat mencintainya, tapi ini semua sudah terlambat untuk bilang "aku mencintaimu!". Dia mungkin sudah tidak percaya padaku

Terkadang, aku menangis. Aku bahagia karena aku pernah bersamanya, menjadi seorang yang setia disampingnya. Tapi aku sedih, karena aku menghilangkan kesempatan itu.

Aku berdoa untuknya. Agar ia mendapat seorang yang jauh lebih baik dariku, yang jauh lebih mencintainya daripadaku. Yang selalu ada untuknya, selalu perhatian kepadanya

Aku bodoh kalau aku tidak menangisinya. Mungkin aku bohong tidak menangis untuknya. Aku sedih, aku kehilangan seseorang yang selalu ada di mimpiku.

Kalau aku punya mesin waktu, aku akan kembali ke saat dimana ia berkata "Aku mencintaimu". Aku akan kembali kesana dan berteriak "aku jauh lebih mencintaimu dari siapapun.

Happy valentine, 14-2-2012