Suatu hari Tuhan berkata kepada malaikat, "Bagaimana kalau Aku membuat seorang figur perempuan yang sesuai dengan Aku saat ini?"
Malaikat tersebut bertanya kembali dengan penasaran, "Sesuai dengan Anda? Yang seperti apa?"
Tuhan menarik napas sebentar lalu menjawab, "Aku ingin membuat seorang wanita yang akan membantuKu di bumi. Kepadanya akan Kuberikan kelebihan jiwa; jiwa seorang wanita yang baik, pemurah dan sabar, seorang wanita yang akan mengubahkan dunia.

"Ia akan lahir dari sebuah keluarga yang sangat kaya raya. Sebuah keluarga yang bisa membeli apapun. Keluarganya lengkap dan ia akan mempunyai orang tua yang baik. Hanya saja..." Tuhan menghentikan kata-kataNya.

Malaikat itu memandang Tuhan dengan penuh penasaran, "Hanya saja apa?"

"Hanya saja..." Tuhan melanjutkan, "... Aku akan mengambil beberapa bagian dari dirinya yang berharga." Kemudian Tuhan mencabut beberapa bagian dari sebuah tulang-tulangan.

Malaikat itu sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Tuhan, tapi ia diam saja.

Tuhan menghela napas sejenak. Di raut wajahNya terlukis sedikit kesedihan, tapi samar-samar ada kebahagiaan yang terpancar ketika Ia melihat tulang dan seonggok tanah yang dipegangNya.

"Kepadanya akan Kuberikan kelebihan-kelebihan yang lain. Anak perempuan ini sudah pasti tidak akan tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik fisik menurut ukuran manusia. Tetapi menurut ukuranKu, anak perempuan ini sangat cantik, cantik sekali..."

Kemudian tak lama kemudian lahirlah seorang anak perempuan di sebuah keluarga kaya. Seluruh anggota keluarga yang berbahagia tiba-tiba menjadi sedih. Mengapa? Karena anak perempuan yang lahir tersebut cacat fisik! Jari-jari tangannya hanya ada dua dan kakinya hanya sampai paha.

Dan benarlah apa yang dikatakan Tuhan, masa kecilnya bukanlah masa kecil yang bahagia. Anak perempuan yang seyogyanya tumbuh menjadi cantik dan menawan, harus diejek teman-teman sebayanya karena kekurangannya.

Tetapi Tuhan benar-benar telah menganugerahkan kelebihan yang tidak orang lain punya kepada anak perempuan: semangat dan hati yang tegar.

Dengan hati yang tegar, anak itu tidak pernah menangis dan menyesali nasib. Setiap kata-kata ejekan dijadikannya sebagai cambuk untuk terus menunjukkan kepada dunia kalau ia bisa.

Dengan anugerah semangat, anak itu terus belajar dan tak henti-hentinya belajar bermain piano. Karena kekurangannya, ia harus lebih ekstra keras dalam melatih skill bermain pianonya ketimbang anak perempuan lain yang memiliki fisik lengkap. Tetapi ia tidak menyerah.

Usahanya tidak sia-sia. Pada usia 22 tahun, anak perempuan ini sudah menjadi seorang pianis terkenal. Terkenal karena dengan kekurangannya ia mampu menginspirasi banyak orang yang memiliki fisik lengkap. Ia sudah mengadakan konser di hampir seluruh penjuru Asia hanya dengan keempat jarinya. Dialah He Ah Lee, seorang pianis cacat dari Korea yang baru-baru ini konser di Indonesia.

Mazmur 92 : 4-6
"... Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu..."

Blogger yang terkasih, semua rancangan dan ciptaan Tuhan itu luar biasa. Tidak ada rancanganNya yang merupakan rancangan kecelakaan. Sejak dari kita ditenun Tuhan, Ia sudah menyiapkan jalan-jalan yang akan kita tempuh. Mungkin Ia mengambil beberapa kelebihan dari kita. Tapi jangan lupa juga, kita juga diberikan beberapa kelebihan yang lain sebagai gantinya.

Jangan pernah menyesali nasib, karena itu semua bukan karena nasib. Semua itu adalah tergantung ketegaran hati kita. Seandainya He Ah Lee selalu menangis, menyesali dan mendengarkan ejekan-ejekan temannya, mungkin ia tidak akan menjadi Ah Lee yang sekarang ini. Mungkin Ah Lee hanya akan hidup sebagai seorang cacat yang selalu menangisi hari-harinya.

Semangat; itulah yang kita perlukan. Ah Lee mempunyai semangat juang yang tinggi. Ia berlatih keras, bahkan harus lebih keras dibandingkan dengan anak-anak sebayanya. Tetapi apakah Ah Lee menyerah? Tidak! Ia malah semakin bersemangat. Setiap hari belajar bermain piano selama 10 jam! Hasilnya? Luar biasa, bukan!?

Blogger yang terkasih, Ah Lee dengan keempat jari tangannya saja bisa mengubahkan dunia. Bagaimana dengan kita yang memiliki sepuluh jari?