"Karena Allah Bapa tahu dan mengerti apa yang terbaik untuk anak-anak yang di kasihiNya."

Pernahkah kita mengucap syukur kepada Tuhan untuk 'pintu-pintu' yang tertutup dalam kehidupan kita sebagaimana kita mengucap syukur untuk 'pintu-pintu' yang terbuka?

Mungkin saat ini kita sedang bertanya-tanya, mengapa Tuhan tidak mengabulkan doa kita untuk bisa bekerja di perusahaan itu? Mengapa usaha dan bisnis yang kita rintis dan kita doakan tidak berhasil bahkan sering gagal? Mengapa hubungan kita dengan kekasih kita kandas ditengah jalan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu seringkali muncul dalam pikiran kita, di saat impian, harapan dan cita-cita kita tidak tercapai dan bahkan berantakan.

Pernahkah kita berpikir bahwa setiap kali Tuhan menutup sebuah pintu, sebenarnya Tuhan sedang mengarahkan kita kepada pintu yang lain dimana berkat yang lebih baik sedang menunggu kita?

Seringkali kita tidak bisa berpikir jernih dan melihat kebenaran tentang hal tersebut karena jiwa kita merana karena kesedihan dan mata kita buram dengan airmata. Kita lupa sama sekali tentang kebenaran yang mengatakan bahwa Allah menuntun kita seperti seorang Ayah menuntun anaknya, seperti seorang Gembala yang baik menuntun domba-dombanya yang lemah dan bodoh. Kita lupa tentang kebenaran yang mengatakan; '......jika kamu yang jahat tahu

memberikan apa yang baik untuk anak-anakmu, terlebih lagi Bapamu yang di sorga!...... '

Salah satu alasan kenapa Tuhan menutup sebuah pintu atau beberapa pintu dalam kehidupan kita, yaitu karena di balik pintu-pintu itu tidak tersedia sesuatu yang berharga bagi hidup kita, atau juga mungkin ada sesuatu hal yang tidak akan membawa suatu kebaikan bagi kita.Seringkali Tuhan menutup beberapa pintu dalam kehidupan kita hanya untuk membuat kita lebih dewasa, lebih tangguh, lebih berkualitas dan membuat kita lebih tahan uji! Tuhan memilih melakukan hal itu karena dalam keadaan demikianlah kita lebih mudah untuk menjadi rendah hati untuk belajar mendengarkan nasihatNya; belajar tentang hal-hal yang lebih berarti, lebih bersifat kekal, belajar tentang menghargai orang lain dan belajar untuk tidak lagi meninggikan diri sendiri!

Seorang pandai besi harus memanaskan berkali-kali batang besi yang berbentuk tidak teratur, kemudian harus memukulnya juga berkali-kali diatas landasan tempa untuk kemudian menjelmakan bentuk besi tidak teratur tersebut menjadi sebuah perkakas yang kuat, tahan banting dan berguna untuk banyak orang atau menjadikannya sebagai sebuah benda seni yang sangat indah dan mahal.

Nah, sekarang dapatkah anda percaya bahwa pintu-pintu yang tertutup dalam hidup anda bukan berarti Tuhan menghukum atau tidak mengasihi anda. Dan maukah kita mulai belajar mempercayakan hidup kita kepadaNya, kepada Dia yang maha tahu, maha bijaksana dan yang sangat mengasihi kita?

Jika kita percaya, maka kita harus mulai belajar bersyukur kepadaNya untuk pintu-pintu yang tertutup dalam kehidupan kita, karena hal itu hanya mengarahkan kita kepada pintu anugerah dan berkat yang terbaik yang dibuka oleh Tuhan untuk kehidupan kita.

Smoga bermanfaat, Tuhan memberkati...