hidup akan lebih bermakna jika mempunyai orang bermakna - marcel




Rico, bocah bermata sipit yang selalu tersenyum. Senyuman yang memancarkan kebahagian. Senyuman yang diwariskan dari kedua orang tuanya.

Rico menatap foto keluarganya yang terpajang di ruang tamu. Keluarga kecil yang beranggotakan kedua orang tuanya dan dirinya.

Dari luar rumah terdengar suara klakson mobil yang sudah dihafalnya.



Tanpa menunggu aba-aba, rico langsung berlari untuk membukakan pintu pagar rumah untuk ayahnya.



Rico selalu bangga dengan sosok ayahnya. Baginya, ayah adalah sosok pahlawan yang tidak ada saingannya termasuk superman si tokoh kartun favoritnya.



Setelah berhasil memarkir mobilnya di garasi, ayah rico langsung keluar dan menggendong Rico. Tidak ketinggalan sebuah kecupan hangat mendarat di pipi putih Rico.



"Mama di mana?"



"Lagi macak di dapul," jawab rico polos.



"Oww... Kok kamu belum bobo? Besokkan harus sekolah?"



"Aku nunggu papa. Ngga mau bobo kalo papa belom pulang!"



Sebuah kecupan kembali mendarat di pipi rico.



"Papa... Rico sayang papa!"



"Papa juga sayang kamu. Jadi rico ngga boleh nakal."



"Oklah kalo begitu!"



Mendengar jawaban anak satu-satunya Daniel langsung mencubit mesra hidung rico.

#####



Ibu Inggrid menatap Rico yang sedang asyik mengerjakan tugasnya di kelas. Dengan langkah yang pelan di hampirinya.



"Rico, sekarang kamu bisa pulang!"



Rico menatap wali kelasnya. Sebuah kebingungan besar bersarang di kepalanya.



"Pulang? Tapikan belum waktunya pulang,bu?"



"Ayah kamu di rawat di rumah sakit!" ucap

Ibu Inggrid pelan.



"Papa sakit? Tapi tadi pagi masih sehat!"

“Saat dalam perjalanan pergi kerja tadi, ayahmu mengalami kecelakan," kata ibu Ingrid "lalu bagaimana keadaan papa sekalang?" Tanya Rico. "Papamu keadaanya sedang koma" jawab ibu Ingrid. Rico pun langsung lemas dan wajahnya berubah pucat sehingga menutupi wajah yang selalu riang setelah mendengar perkataan ibu Ingrid. "Sekarang kamu pergi ke tempat mamamu yang sedang menunggu di luar gerbang dan ibu harap papamu lekas sembuh ya" ucap bu Ingrid

Rico pun bergegas membereskan alat tulisnya dan berlari menuju luar gerbang.

Sesampainya di rumah sakit mama menanyakan ruang tempat suaminya di operasi dan segera memasuki ruang UGD. Tapi saat akan masuk ruang UGD mereka di tahan oleh suster yang berjaga di sana dengan alasan untuk kebersihan. Tapi mama bersikeras untuk masuk. "Saya ingin melihat keadaan suami saya" sambil berteriak dan mejulurkan tangannya ke depan yang badanya di tahan oleh suster. Akhirnya mama mulai menenangkan diri dan menunggu di ruang tunggu. Setelah 3jam berlalu dokter keluar dari ruang operasi. "Bagaimana keadaan suami saya dok?" Tanya mama. "Maaf bu kami telah berusaha sebaik mungkin" jawab dokter. Setelah mendengar kabar tersebut, badan mama terasa lemas hingga kakinya tergeletak lemas di lantai. Air mata mulai turun dari mata ibu yang memancarkan kelemah lembutan seorang ibu. Melihat ibunya memanggis Rico pun menangis. "Bagaimana keadaan papa ma?" Kata Rico. Mamanya tidak menjawab dan hanya memeluk Rico erat-erat.

Beberapa bulan kemudian setelah kepergian ayahnya Rico dan mamanya tinggal di sebuah gubuk tua yang berlapiskan seng dan atapnya hampir rubuh. Seluruh harta mereka yang kemarin sudah dijual untuk membayar hutang-hutang perusahaan ayahnya. Sekarang ibunya bekerja sebagai pedagang kue-kue kering. Sekolah Ricopun putus di tengah jalan karena ibunya tidak sangup untuk menyekolahkannya.

saat subuh mama sudah bersiap untuk kerja. Keranjang berwarna merah yang berisi jualannya dengan di tutupi oleh selembar kain. Dari subuh hingga menjelang malam uang yg terkumpul hanya 10rb. Cukup hanya untuk satu hari makan. Kadang jika dagangan tidak laku mereka hanya makan dari sisa penjualan kue itu.



Saat ia sedang berkeliling menjual dagangannya ia melewati rumah yang pernah mereka tinggali yang berisi kenangan-kenangan bersama dengan ayahnya. Rico heran melihat mamanya yang berhenti berjalan, dengan mata yang berkaca-kaca. "kenapa berhenti ma?" Tanya rico. "Tidak apa-apa kok" jawab mama sambil mengahapus air mata yang akan turun dari matanya. "Mari lanjutkan berjualannya" ucap mama

6 bulan kemudian mama mulai jatuh sakit. Sehingga Rico bekerja sendiri. Rico bekerja sebagai tukang koran pada pagi hari dan tukang semir sepatu pasa siang hari. Hari demi hari, penyakit mama semakin parah. Mama tidak pernah ke rumah sakit karena tidak mau menyusahkan Rico. Biarpun di paksa mama tetap tidak mau.

Suatu saat pada Rico sedang bekerja mamanya berdoa kepada Tuhan. Ricopun pulang, ia heran melihat ibunya di sisi tempat tidur yang sedang berlutut dengan tangan di lipat.

Setelah melihat ibunya selesai berdoa, ia bertanya ,"ibu sedang apa tadi?".

"Ibu sedang berdoa." Jawab ibu "Berdoa itu apa ma?"Tanyanya

"Berdoa itu berbicara kepada Tuhan"

"Emg buat apa kita berdoa?"

"Agar kita di beri ketentraman, kesembuhan dan keberanian menghadapi sesuatu."

"Rico pengen berdoa juga ah biar Rico makin berani dan mama biar sembuh" ucap Rico sambil tersenyum.

"Rico, mama boleh bersatu dengan papa tidak?" Sambil mengengam tangan mungil Rico. "Tentu saja boleh ma". Mamapun tersenyum mendegar jawabannya. "Emg bagaimana caranya ma biar bersatu lagi? Bukannya papa...." Kata-kata rico terpotong karena tangan mamanya mulai melepaskan tangan Rico dan mulai memejamkan matanya.

"Mama ngantuk ya? Mama jangan tidur dulu, Rico mau cerita sama mama" "mama bangun ma" ucap Rico sambil merengek. "Mama"kata Rico. Rico mulai menanggis. Air matanya menetes di pipi ibunya. "Bangun ma, kalo mama pergi nanti Rico sendirian"

"MAMA" teriak Rico.



by: Marcel


http://www.facebook.com/home.php#!/note.php?note_id=190495057646943