Yesaya 30:18 Sebab itu Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasihNYA kepada kamu; sebab itu IA bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan DIA.

Seorang murid merasa kesal ketika ia tidak dapat mengerjakan soal matematika yang rumit. Ia berusaha dengan susah payah, dan mengerahkan seluruh kemampuan otaknya untuk memecahkan masalah tersebut. Hingga dia merasa kesal dan marah-marah. Emosinya tidak terkendali. Guru pribadinya hanya duduk diam melihat rekasinya. Orang mengira gurunya malas atau kejam. Tetapi sesungguhnya, murid ini yang tidak ingin ditolong. Ia tidak memberikan kesempatan pada gurunya untuk menjelaskan. Ia merasa dirinya pandai dan mampu menyelesaikan jawaban-jawaban tersebut. Akhirnya jawaban itu terselesaikan, tetapi begitu dikoreksi, alhasil salah semua. Ia harus mengulang kembali pekerjaannya. Ia menyerah, gurunya bangkit menghampirinya. Dan dengan lembut mulai menjelaskan satu persatu soal tersebut hingga murisnya mengerti. Guru yang sangat mengasihi muridnya.
Jika diumpakan kita ini seorang murid, dan Yesus adalah gurunya. Kita sering bersikap seperti itu. Sok pinter, sok kuat, sok tahu dalam memecahkan segala pergumulan hidup. Tetapi hasil yang kita kerjakan sebagai pemecahan masalah malah membuat kita makin masuk pada masalah yang lebih rumit. Hingga kita stress, emosi dan akhirnya menyalahkan Tuhan. Sesungguhnya TUHAN itu sangat kasih pada kita, IA menunggu kita memberi DIA kesempatan untuk menunjukkan kasihNYA. Bukan TUHAN tidak mampu, tetapi kita yang menutup kesempatan itu.