♤ T-H-I-N-K Before Speak ♤


Yakobus 3:2
Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.


Berpuluh tahun lalu,
seorang pengajar di sebuah sekolah pendidikan guru di Jakarta menasihati para muridnya agar memutar lidah 3x dalam mulut sebelum mengucapkan sesuatu jika sedang marah.

Maka, akan terjadi sesuatu yg lucu di mulutnya,
sehingga ia akan terhindar dari kata-kata kasar.

Menurut si pengajar,
itu adalah pengalaman pribadinya.

Dulu sebelum mempratekkan metode ini berulang kali,
ia mengaku sebagai orang yg pemarah.

Ketika sedang marah,
mulut kita dapat mengeluarkan perkataan yg kasar hanya demi melampiaskan kemarahan tsb.

Padahal sesungguhnya perkataan kasar tak meredakan kemarahan,
tapi justru menyulutnya menjadi semakin besar.

Itu sebabnya Yakobus dgn tegas meminta supaya kita mengendalikan setiap perkataan yg diucapkan oleh lidah.

Memasangkan "kekang" pada lidah seperti kuda agar khususnya ketika sedang marah,
kita tetap mengawasi setiap hal yg terucap.

Apalagi, siapa pun kita,
sesungguhnya merupakan "guru" atas orang-orang di sekeliling kita (Yakobus 3:1);
panutan bagi orang lain.

Sebuah pesan praktis pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan yg mengajarkan tentang THINK (berpikirlah) sebelum berbicara,
Yakni sebuah rangkaian langkah untuk menguji perkataan kita:

Is it:
-[T]rue? (Apakah benar?)
-[H]onorable? (Apakah patut dihargai?)
-[I]nspiring? (Apakah menginspirasi orang lain?)
-[N]ecessary? (Apakah perlu?)
-[K]ind? (Apakah baik?)


"Biarlah setiap perkataan kita berkenan pada TUHAN & tidak mengucapkan apa yg seharusnya tidak perlu..."