Different don't mean you're unloveable. Every single person loveable


Pada suatu desa, tinggal sepasang suami istri kulit putih yang hidup berbahagia. Mereka kaya, mapan dan terkenal. Namun ada sebuah hal yang membuat kebahagiaan mereka tidak sempurna, mereka tidak punya seorangpun anak.

Hari demi hari mereka berdoa, pada Tuhan. Mereka tidak pernah lelah untuk menunggu akan adanya keajaiban. Si istri memang tidak bisa memiliki anak. Namun suaminya begitu baik, dan tidak menceraikannya. Mereka selalu menunggu adanya keajaiban yang mampir ke rumahnya. Bulan demi bulan, tahun demi tahun mereka menunggu dan hampir menyerah. Tapi keajaiban itu sungguh nyata. Setelah menunggu lama, Akhirnya doa mereka terjawab. Memang tidak melalui sang istri. Tapi lewat sebuah keranjang yang diletakan di depan rumah mereka. Di keranjang itu bertuliskan 'Marcel' dan berisi bayi mungil kulit hitam dan sebuah gelang berinisial 'MM'. Suami istri itu merawat si bayi kulit hitam dengan begitu baik. Seperti merawat darah daging mereka sendiri. Walau saat itu kaum kulit putih dan hitam sedang berselisih. Marcel kecil bertumbuh di lingkungan kulit putih. Ia menjadi pribadi yang baik.

#####
"Ma, pa, Macel kenapa kok item sendiri? Ga kaya mama papa yang putih gitu" tanya Marcel kecil dengan lucunya. Mama dan Papa angkatnya itu hanya tersenyum. Marcel kecil sangat ingin putih, mulai dari pakai bedak hingga menggunakan penghapus. "Ma, pa, kalo di apus bisa luntur ngga itemnya?" Tanya marcel dengan lugunya. Mama dan papanya kembali tersenyum. Marcel kecil tumbuh dari anak yang lucu menjadi remaja yang baik. Ia menjadi seorang yang cerdas dan disukai, walau tetap hitam.

Marcel bertumbuh semakin dewasa. Saat wisudanya telah tiba. Ia lulus dengan baik di akademi kedokteran seperti kemauan ayah angkatnya. Seiring dengan kemandirian Marcel, orangtuanya sudah mulai berani untuk melepaskan anak angkat yang sangat mereka sayangi itu. Mereka tahu kalo marcel sudah bisa menjaga diri, dan juga sudah bisa menerima jati diri yang sesungguhnya.

"Marcel, kemari" panggil ayah angkatnya. "Iya, kenapa pa?" Tanya marcel. "Papa dan mama punya hadiah untukmu" merekapun memberi sebuah gelang yang berinisial 'MM'. "Ini apa pa?" Tanya marcel. "Ini adalah sebuah gelang yang diletakkan bersamamu saat pertama kamu Kami temukan" jawab orangtuanya. "Maksud papa..... Apa? Jawab pa.. Ma.." Marcel menggenggam erat pundak papanya. Lahirlah sebuah kesunyian, Papa dan Mama angkatnya itu dengan berat hati akhirnya mengatakan hal yang sesungguhnya "Marcel, kamu bukan anak kandung mama dan papa. Kamu kita pungut dari keranjang yang diletakan orangtuamu sesungguhnya"

Akhirnya sepasang suami istri ini memberitahukan kenyataan kepada anak mereka itu. Marcel agak kecewa memang telah dibohongi selama ini, tapi marcel tetap mencintai mereka berdua. Disamping itu, marcel punya mimpi baru yaitu menemukan kedua orangtua aslinya.

Marcel mencoba mencari kemana-mana. Mulai dari A sampai Z. Alpha sampai Omega. Tapi tidak sedikitpun titik cerah ditemukan. Ia lutang-latung di jalanan, tak kenal lelah mencari orangtuanya. Hingga suatu saat, ia melihat sebuah koran dengan halaman utama yang terbagi atas 2 kolom: kolom pertama berisi kejahatan dan kolom kedua berisi dunia olahraga. Marcel melihat peluang itu. Ia memiliki pikiran "kalau aku terkenal, pasti orangtuaku akan menemukanku".

Ia mencoba berbuat jahat, mulai dari mencuri ayam sampai korupsi. Tapi ia tidak pernah berhasil melakukan kejahatan sedikitpun. Didikan dari orangtua angkatnya begitu melekat, Ia adalah pribadi yang baik. Tidak dapat dipungkiri sedikitpun.

Akhirnya ia melihat peluang sebagai seorang atlet, pemain basket. Ia yang belum pernah menyentuh bola basket mengalami kesulitan. Tapi ia tidak pernah menyerah sedikitpun. Ia mencoba mulai dari 0. Mulai dari sebuah club terpuruk yang bahkan tidak mempunyai cukup pemain. Untungnya ia bertemu dengan seorang gadi. Janice namanya, seorang kulit putih yang baik hati merupakan anak pemilik clubnya marcel. Ia bertemu marcel ketika marcel masih seorang pecundang. Ketika masih jadi pecundang, marcel sering diolok oleh teman seclubnya. Janice mempertemukan marcel dengan seorang pelatih, yang juga terpuruk pada saat itu.
Pelatihnya itu adalah pelatih yang sangat hebat... Pada massanya. Namun bintang keemasan si pelatih itu pudar, setelah kematian istrinya. Pelatihnya itu sangat keras mendidiknya, karena pelatih itu tahu marcel punya bakat yang hebat.

Benar saja, mulai dari sebuah club basket kecil. Marcel berubah "From zero to hero" ia menjadi seorang pemain NBA.

"I'm Looking for my real father and mother" itu dituliskan tiap kali ia memenangkan pertandingan.

Walau tidak ada respon dan perkembangan sedikitpun, marcel tidak menyerah. Tepatnya di final kejuaraan basket, akhirnya ia menyadari kalau ayahnya itu adalah pelatihnya sendiri. Suatu kebahagiaan memang bertemu dengan ayah kandungnya, tapi itu juga berarti ibu kandungnya telah tiada.

Ia mungkin terpukul. Tapi ia tegar! Ia harus memenangkan pertandingan. Yang mungkin menjadi pertandingan terakhirnya.

Ia berjuang mati matian, dari kalah 14-2 sampai berubah menjadi 20-18 bukanlah hal yang mudah. Ia tetap kalah. Namun ia bahagia telah berjuang dengan sangat baik

Respon positif juga diterima berbagai club besar. Banyak club yang hendak merecruit marcel.

Namun marcel menolak semuanya. "I have found my parent, so now what reason I play for?" Itulah katanya.

Sekarang apa yang dilakukan Marcel? Ia menjadi seorang dokter yang cukup terkenal. Menikah dengan Janice dan tinggal di desa bersama ayah kandung dan orangtua angkatnya juga.



Never give up! An little action make a different 



Thx To: 
God, You always beside of me
Macel.... uuu item gara-gara loe nih gw dapet ide



yang mau kenalan sama marcel, boleh nih FB ny (http://www.facebook.com/?sk=messages&ref=mb#!/profile.php?id=1550954334 )